Lagpress.com – Pemerintah Dorong Kemandirian Pangan Melalui Investasi Besar
Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat sektor pangan, terutama beras yang menjadi kebutuhan utama masyarakat. Dalam langkah besar terbaru, salah satu perusahaan negara dikabarkan mengucurkan investasi sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp8 triliun untuk peningkatan produksi beras nasional.
Investasi ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan nasional 2025–2030, yang menargetkan swasembada beras secara berkelanjutan.

Fokus pada Modernisasi Pertanian dan Teknologi
Menurut laporan dari Kementerian BUMN, dana investasi tersebut akan dialokasikan untuk beberapa sektor penting, di antaranya:
Modernisasi alat pertanian seperti traktor, drone pemupukan, dan sistem irigasi pintar.
Pelatihan petani digital, agar mampu memanfaatkan teknologi dalam proses produksi.
Pembangunan gudang dan pusat distribusi beras baru di beberapa wilayah utama seperti Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas hingga 20% dalam dua tahun ke depan.
Kolaborasi antara Pemerintah, Swasta, dan Petani
Investasi besar ini tidak hanya datang dari satu pihak. Pemerintah juga mengundang partisipasi sektor swasta dan koperasi tani dalam rantai pasok.
“Program ini bukan hanya soal uang, tapi bagaimana membangun ekosistem pertanian yang tangguh dan efisien,” ujar Deputi BUMN Bidang Pangan dan Pertanian, dalam konferensi pers terbaru di Jakarta.
Selain itu, pemerintah juga menggandeng beberapa startup agritech untuk memperkuat sistem data pertanian dan prediksi cuaca guna mengurangi risiko gagal panen.
Dampak Ekonomi dan Harga Pangan
Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa dengan adanya investasi ini, Indonesia berpotensi mengurangi impor beras hingga 40% pada 2027.
Selain itu, stabilitas harga pangan di tingkat konsumen juga akan lebih terjaga karena rantai pasok menjadi lebih efisien.
Pakar ekonomi pangan menilai, kebijakan ini menjadi salah satu langkah strategis menghadapi tantangan El Niño dan volatilitas global harga beras.
Harapan Petani dan Konsumen
Banyak petani menyambut baik program ini karena mereka berharap dukungan modal dan teknologi dapat meningkatkan hasil panen.
“Kalau alatnya canggih dan distribusinya lancar, kami tidak hanya bisa panen lebih banyak, tapi juga lebih untung,” ujar seorang petani dari Indramayu.
Bagi konsumen, dampak positifnya diharapkan berupa harga beras yang stabil dan ketersediaan stok sepanjang tahun, terutama menjelang periode rawan seperti Lebaran dan akhir tahun
Kesimpulan: Menuju Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan
Investasi sebesar USD 500 juta dari perusahaan negara ini menjadi tonggak penting bagi masa depan pangan Indonesia. Dengan dukungan teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan efisiensi produksi, pemerintah berharap Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan tanpa tergantung impor.























